Songgo Jati Resto. Ingat nama ini, jika Anda ingin merasakan kekayaan Indonesia, khususnya Jawa. Saya tidak hanya berbicara tentang makanan tetapi arsitektur dan alam. Ketika saya mendekati gedung bergaya Joglo Jawa ini, kesan pertama yang muncul adalah tampilan yang bersih dan rapi. Saya langsung merasa bahwa kami berada di tempat yang begitu menenangkan hati. Saya tidak salah datag ke tempat ini.
Baiklah, saya akan membawa Anda dalam tur singkat: Membuka pintu depan, membawa kami ke area resepsionis, di mana kami disambut oleh tuan dan nyonya rumah. Lihatlah lurus ke depan dan Anda melihat ruang makan. Semua materinya 90% kayu alami. Warnanya alami dengan denah terbuka. Saya tidak melihat kaca di jendela. Luar biasa keren di dalamnya, meskipun hari itu panas terik.
Langit-langit kayu berkubah dan didukung oleh kolom kayu besar dengan ukiran tangan. Ini murni arsitektur Jawa. Meja terbuat dari lempengan kayu murni yang dibelah dari batang pohon. Tepi kulit pohon kasar masih tampak nyata. Bangku dan kursi juga terbuat dari kayu solid. Banyak warna kayu alami muncul di seluruh ruangan dan menambah kehangatan dinding warna bata oranye. Ukiran tangan ada di mana-mana dan bahkan sebuah tempat tidur khas Jawa, di pojok depan restoran.
Bergerak menuju bagian belakang ruangan, kami melihat dua jendela yang sangat besar tanpa kaca, dipisahkan oleh pintu ganda. Pintu dan jendela yang terbuka, menunjukkan halaman berbukit yang rimbun, dan dua pendopo terbuka untuk menggelar acara. Pendopo lainnya yang terletak di dekat pintu belakang Songgo Jati, dibangun untuk mushola.
Berbagai jenis flora dan fauna memenuhi halaman dan Anda dapat mendengar suara ocehan burung-burung. Demikian rimbunnya, hingga sinar matahari jarang mencapai tanah. Ukuran halamannya menakjubkan.
Terakhir di tur, kami kembali ke ruang makan untuk lunch. Buku menu memberikan pilihan lezat dan tidak terlalu banyak. Beberapa menu tampil dengan foto yang tampak menggoda lidah, luar biasa. Mereka mengatakan bahwa menu tersebut memiliki makanan pembuka Indonesia, tetapi bagi saya, ini adalah bahasa Jawa. Bagi Anda yang bukan dari sekitar sini, makanan Jawa berbeda. Sebagai contoh, masakan Sumatra tampaknya merupakan campuran dari Cina dan Jawa. Makanan dan presentasi adalah kedudukan tertinggi sementara harga sangat masuk akal.
Seluruh pengalaman itu merupakan kesenangan yang tak terduga. Ini seperti menuruni lubang kelinci di Alice in Wonderland. Setiap pintu menuju keagungan yang tak terduga. Saya menikmati halaman sebanyak makanan. Itu seperti Taman Eden. Terasa sang Mother Nature memeluk saya, dan saya masih merasakan hangatnya pelukan itu pada hari berikutnya.
Jika Anda menginginkan pengalaman bersantap Jawa yang tidak dapat ditandingi, Songgo Jati adalah tempat yang tepat. <<
Songgo Jati lebih sekadar restoran
oleh Christina Lomon Lyons
Restoran yang dibangun di atas lahan 3000-an m2 ini kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat ini, cocok pula dijadikan ajang pertemuan seperti rapat, arisan, atau sekadar kumpul-kumpul kawan se-komunitas. Seperti siang itu, tampak 3 komunitas Ibu-ibu menjadi tetamu di Songgo Jati.
“Kami dari ibu-ibu di perumahan Persada Club, berhalalbihalal di Songgo Jati,” ujar seorang ibu muda bernama Yusi Zus Miyati yang datang bersama belasan rekan-rekannya ke restoran Songgo Jati siang itu.
Yani Hadi Permana kemudian memperkenalkan weddingdreams.id pada kelompok ibu-ibu lainnya.
“Kami sedang latihan dansa. Enak kita bisa kumpul-kumpul sambil latihan di pendopo Songgo Jati ini,”ujar Fety, Ketua dari komunitas Golden Women.
Tak ketinggalan ada pula komunitas IPEMI, Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia pun berhalal-bihalal di Songgo Jati. Salah satu anggota Ipemi, Ibu Dyah Tedy, berencana akan menikahkan putranya dalam waktu dekat, di Songgo Jati.
“Singgasana pengantin di pendopo menghadap ke taman. Dan para tamu bisa menikmati makanan di restoran,” ujar Yani sumringah.
Usai mencicipi hidangaan khas Indoesia di Resto Songgo Jati, tetamu dapat menikmati rindang taman nan asri, yangmenyejukkan mata dan hati. Mmhhh…membuat pengunjung betah, seakan enggan melangkah pergi, dan pengen datang lagi. <<