“Aku bermimpi, anjingku Londy, blasteran Siberian Husky, berubah fisik menjadi seekor Lembu. Ia berada di antara banyak anak-anak.”
Kita sering terbangun setelah bermimpi. Entah mimpi yang menakutkan atau menyenangkan. Jika di saat tidur dikirim mimpi yang membuat happy, rasanya ingin mimpi berlanjut, dan bisa terjadi di dunia nyata.
Apakah mimpi-mimpi kita hanya sekadar bunga tidur? Dari Seminar Tafsir Mimpi yang digelar Romo Sugiri,SJ dan Komunitas JOD St Theresia, Jakarta, terungkap bahwa melalui mimpi, kita mempunyai kemampuan untuk mengenal diri sendiri sebenarnya, karena cerita mimpi adalah bahasa simbolis dari keadaan bawah sadar.

“Mimpi adalah pintu ke bagian terdalam dari jiwa kita. Mimpi menolong kita menjadi pribadi yang utuh dan mantap,” kata Romo Sugiri.
Pada website Katolisitas.org mengungkap pada dasarnya, seperti tertulis dalam Kitab Suci, Tuhan dapat saja menggunakan mimpi untuk menyampaikan pesan-Nya kepada manusia, karena Tuhan Maha Hadir, Maha Kuasa, dan Ia mencintai manusia. Ia dapat menggunakan segala macam cara, baik cara alamiah maupun yang bersifat super natural, untuk menyatakan rencana-Nya yang agung kepada manusia.
Dalam Perjanjian Lama misalnya yang dialami oleh Abimelek dalam Kej 20:3, kemudian dialami Yakub di Kej 28:12 dan Kej 31:10, Raja Salomo dalam 1 Raj 3: 5-15, oleh Raja Nebukadnezar dalam Dan 2:19 dan oleh Daniel dalam Dan 7:1. Di dalam Perjanjian Baru, Tuhan juga menyampaikan petunjuk-Nya kepada Yusuf melalui mimpi (Mat 1:20; 3:13) dan kepada Rasul Paulus (Kis. 23:11; 27:23), walau dalam dua kisah yang terakhir ini dapat juga diartikan Paulus memperoleh penglihatan saat dia dalam keadaan bangun.

“Di antara mimpi-mimpi biasa, yang umumnya disebabkan karena proses-proses psikis manusiawi. Diperlukan proses discernment apakah sebuah mimpi berasal dari Tuhan. Pada peristiwa-peristiwa mimpi dalam Kitab Suci yang disebutkan di atas, Tuhan dapat memberikan hikmat khusus kepada si penerima mimpi, sehingga yang bersangkutan sepenuhnya yakin bahwa mimpinya adalah dari Tuhan (Berdasarkan pengajaran St Thomas Aquinas (ST II-II: 95, 6),” demikian Katolisitas.org.
Mimpi merupakan salah satu cara Tuhan berkomunikasi dengan kita. Mimpi memampukan diri. Berawal dari mimpi, timbul imajinasi, inspirasi, hingga memotivasi diri untuk berbuat lebih baik. Seperti halnya Dayakdreams.com, website yang didedikasikan untuk masyarakat Dayak, sukuku,komunitasku,juga mereka yang peduli Dayak, cinta Dayak. Inilah Dayakdreams, Impian Dayak.
Lalu, mimpi apa Anda tadi malam? Yuk, menafsirkan mimpi sendiri!
Tafsir Mimpi Sendiri:
“Aku bermimpi, anjingku Londy, blasteran Siberian Husky, berubah fisik menjadi seekor Lembu. Ia berada di antara banyak anak-anak.”
• Anjing simbol dari laki-laki
• Lembu juga simbol dari laki-laki yang bertanggung-jawab
• Anak-anak simbol sebuah beban yang harus dipertanggungjawabkan.
“Mimpiku pertanda akan memiliki tanggung-jawab yang sangat besar”
