Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Isran Noor menegaskan bahwa masyarakat Dayak minta otonomi khusus, dalam pidatonya pada Seminar di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat 27/10
“Karena masyarakat Dayak selama ini belum mendapat kesempatan yang memadai. Masyarakat Dayak menuntuk untuk dapat hak istimewa Otonomi khusus ini dalam bernegara. Hasil seminar ini akan disampaikan kepada negara,”tegas Dr. Ir.H.Isran Noor,M.Si.
VIDEO: Gubernur Kaltim
Gubernur yang lahir di Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur, 20 September 1957 ini mengatakan jika Pemerintah Daerah (Pemda) Kalimantan Timur pernah mengajukan Otonomi Khusus pada tahun 2010-2011. Karena Kalimantan Timur ini berbeda dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau Daerah Khusus Istimewa Jogyakarta.
- Also Read :
18 Videos! Dimana Para Petinggi Dayak Saat Seminar Suku Bangsanya di Bappenas? - Tuntutan Otonomi Khusus untuk Ibu Kota Baru dan Semua Provinsi Penyangganya
- FDKJ, Namsi, dan Bappenas yang Telah Dicemarkan akan Mengambil Sikap
“ Pada tahun 2012-2013, Pemda Kaltim mengajukan yudisial review untuk usulan Otsus ini, juga gagal. Tapi kami tak kecewa. Karena hal-hal yang diperjuangkan, tapi tak berhasil, itu biasa,”ujar Isran Noor lagi.
Ia memaklumi bahwa apa yang disampaikan para pembicara dalam seminar kali ini dapat menjadi rumusan untuk diajukan kepada negara.
“Agar masyarakat Kalimantan bisa mendapat keistimewaan dalam pembangunan Indonesia. Suatu hal yang wajar. Dan kita akan partisipasi,”tegasnya
Lebih lanjut sang Gubernur menekankan, jika Kaltim adalah kawasan dengan pertumbuhan yang relatif paling rendah, meski kontribusi dari sumber daya alamnya termasuk paling tinggi di Indonesia. Dan kini, Kaltim siap pula berkontribusi untuk Indonesia, dengan rencana pemindahan Ibukota ini.
“Saya sudah diberitahu pemerintah pusat jika Kaltim dipilih menjadi Ibu Kota negara, sejak 20 hari sebelum diumumkan, pada Agustus lalu.Ibu Kota negara adalah untuk seluruh Indonesia. Untuk menjadikan kawasan Ibu Kota Negara yang baru nanti sebagai Indocentris.
Dengan pesawat terbang, dari Papua ke Balikpapan 3 jam, lalu ke Aceh 3 jam. Kondisi Kaltim aman dr gempa. Kebakaran hutan tiap tahun kejadian, tetapi ini bukan karena ulah peladang,” ujarnya.
Pemda Kaltim siap meningkatkan kapasitasnya. Termasuk masyarakat Dayak.
“Dayak itu ada presidennya, MADN (Majelis Adat Dayak Nasional),”celetuk Isran Noor. Matanya mencari-cari sosok sang Presiden MADN di antara peserta, tapi memang tak hadir dalam seminar hari itu.
Kini Kaltim terus berbenah diri.
“Karena awal 2024 sudah bisa ditempati presiden. Kalau tak mulai dibangun dari sekarang ,nanti pemilu 2024 ganti presiden,bisa nggak jadi lagi pindah ibukota,”Isran Noor menutup pidatonya, memancing tawa peserta seminar, termasuk menteri PPN Bambang Brojonegoro. <<