KILAU INTAN BORNEO

Artikel 1 | Artikel 2 | Artikel 3

Ia lahir dari rahim seorang perempuan, sebuah anugerah buah gelora cinta kasih pasangan suami istri. Tumbuh menjadi perempuan yang cantik, manis berkilau laksana permata, bersinar menerangi sekitar bahkan hingga menerangi dunia. Dialah Intan Borneo, sebuah nama kehormatan yang diberikan kepada Nyelong Inga Simon (NIS).

Nyelong Inga Simon, Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN)

INTAN KANUAH TAPUSAK LINGU artinya permata yang sempurna dari dulang cinta, yang  melebihi pemikiran sumbu kurung. Pemberian nama kehormatan ini dilakukan oleh Ibu harum Edel, tokoh wanita Dayak dari Kalimantan Tengah. Dilanjutkan dengan  prosesi pengukuhan Nyelong Inga Simon sebagai Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN), bertempat di Perpustakaan Nasional Jakarta, 3 Mei 2023.

Nyelong Inga Simon adalah perempuan Dayak tradisional yang berakar kuat dalam tradisi budaya dayak yang lekat dengan segala upacara dan tradisi Dayak tradisional. Segala kehidupan dan aktivitasnya tidak lepas dari muatan upacara adat, dengan obat-obatan, dengan makanan, dengan ramuan tradisional Dayak. Selain itu, Nyelong adalah seorang akademisi, seorang aktivis mahasiswa yang mendidik dan mendorong mahasiswa—khususnya anak-anak Dayak—untuk maju, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Acara pelantikan Ketua LPDN yang baru

Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) dibentuk sebagai hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN) pada bulan Oktober 2022 di Samarinda, Kalimantan Timur. Saat ini, Nyelong juga dipercaya oleh MADN menjadi salah seorang Menteri dalam Kepengurusan MADN masa bakti 2022-2026. Dengan dipercayanya Nyelong Inga Simon oleh MADN ini menjadikan ia sebagai yang pertama menjadi Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional.

“Sebuah kepercayaan dan kehormatan yang besar tidak hanya bagi saya melainkan juga bagi perempuan Dayak di seluruh Indonesia yang berjumlah sekitar 6 juta orang. Semoga kepercayaan ini dapat saya jawab dengan penuh tanggung jawab,” tegas Nyelong di Jakarta, Jumat (14/4/2023).

“Dengan kepercayaan dan kehormatan besar, saya menerima tanggung jawab.”

Lebih jauh Nyelong menyampaikan bahwa, dalam perjalanan yang masih sangat singkat dalam membentuk Lembaga Perempuan Dayak di tingkat Provinsi di seluruh Kalimantan dan DKI Jakarta, Ia menangkap gairah dan antusiasme yang luar biasa dari perempuan-perempuan Dayak yang telah dan sedang berkiprah di berbagai lembaga di tingkat lokal, nasional maupun global, dalam berbagai bidang pengabdian bagi masyarakat, bangsa dan negara. Semua potensi ini merupakan kekuatan luar biasa yang kiranya dapat kita sinergikan dalam sebuah wadah bersama, yaitu LPDN.

NIS Sudah Menjadi Intan Bagi Masyarakat Dayak

Presiden MADN, Dr. Martin Billa mengucapkan selamat atas pengukuhan  Ir Nyelong Simon sebagai ketua LPDN yang pertama.

Presiden MADN, Dr. Martin Billa

“Ibu Nyelong ini gerak cepat, tidak tunggu waktu lama, langsung berlari. Saat rakernas Dayak yang lalu, beliau sudah lapor.  Usai dilantik di Kaltara beberapa bulan lalu, sudah langsung berjalan. Dulu waktu era  Orba (Orde Baru), ada PKK. Ibu ini Ketua PKK,” kata Martin Billa.

Senator DPD RI ini  juga menyebut  perempuan itu adalah sebuah gerakan dari bawah yang merangsang pembangunan. Memberikan semangat kepada pembangunan ini.

“Mohon maaf laki-laki ini kalau jalan tidak jauh. Tapi  para ibu itu berkilo-kilo dia jalan, pulang balik ke dapur ke depan rumah, setiap hari, lebih banyak dari laki-laki. Ibu-ibu ini bukan saja sebagai aset, juga tulang punggung pembangunan keluarga dan bangsa,” tegas Martin Billa.

“Mudah-mudahan upacara yang sudah dibuat ini itu akan memberikan semangat dan kekuatan.

Sekjen MADN, Yakobus Kumis juga menegaskan Ibu Intan sebuah nama besar dari  Nyelong Simon.

“Mudah-mudahan upacara yang sudah dibuat ini itu akan memberikan semangat dan kekuatan. MADN mengucapkan selamat kepada ibu Intan yang sudah dilantik. NIS sudah menjadi intan bagi masyarakat Dayak, pemimpin perempuan Dayak seluruh Indonesia,” kata Yakobus Kumis.

Sekjen MADN, Yakobus Kumis

Pria Dayak Kanayant, Kalimantann Barat ini menegaskan Ita adalah nama yang memiliki makna luar biasa.

“Intan adalah batu permata, semua suka intan, batu termahal di dunia. Intan permata. Nama ini luar biasa, semoga ibu INTAN KANUAH TAPUSAK LINGU ini bisa menjadi penerang bagi masyarakat Dayak khususnya perempuan Dayak di Indonesia. Ibu Intan mampu membawa perempuan Dayak menjadi orang-orang yang bermanfaat dalam membangun generasi muda Dayak, membangun perempuan Dayak yang lebih hebat lagi ke depan,” janjut Yakobus Kumis.

Itu resmi. Nyelong Inga Simon adalah Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN)

Yakobus juga mengingatkan jika masyarakat Dayak masih termarginalkan. “Pulau Borneo kaya, tapi Dayak masih posisi miskin. Di bawah yang diinjaknya sumber energi, tapi di situ sumber kegelapan,  kan aneh. Batu bara diinjak, tapi di situ  gelap gulita. Hasilkan ribuan trilyunan devisa dari tambang per tahun,membangun Indonesia, Jawa, Sumatera, Sulawesi, penghasil devisa yang besar tapi daerah perbatasan, pedalaman, belum memperoleh kemerdekaan sebagaimana mestinya. Infrastruktur masih acur. Listrik tak ada. Masih bersyukur jaman pak Jokowi ini. Semoga Bu Intan mampu menyuarakan , bukan hanya suara perempuan tapi suara masyarakat kita, aspirasi masyarakat  Dayak.”

Selain Presiden MADN da dan Sekjen MADN, turut hadir dalam acara ini Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Timur, Zainal MF, Ketua LPD DAD Provinsi seKalimantan dan DKI Jakarta, serta organisasi, lembaga, dan forum Dayak tingkat nasional, juga Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Ibu Ratna Soesianawati yang mewakili Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.  <<<

Leave a Reply

Your email address will not be published.