Bangga bukan kepalang bisa berkunjung ke Kalimantan Tengah. Karena Bumi Tambun Bungai ini boleh disebut sebagai ikon Bangsa Dayak. Pahlawan Dayak,Tjilik Riwut adalah Putra Dayak Kalteng. Selain itu Kalteng juga memiliki Tumbang Anoi, kawasan bersejarah suku Dayak.
DI bandara Tjilik Riwut, kami dijemput Oskar,rekan di FIDN (Forum Intelektual Dayak Nasional) di Palangka Raya.Rektor Universitas Palangka Raya, sekaligus Ketua DPD FIND Kalteng yang khusus mengutus bung Oskar untuk menemani kami menghadiri Acara Tapak Tilas 125 tahun perdamaian di Tumbang Anoi.
Bung Oskar mengajak serta putranya yang ganteng, Alexandro Barrent,19 tahun. Ia sedang gibur dari kuliahnya di Fakultas Hukum di sebuah Universitas di Banjarmasin,Kalimantan Selatan.


“Kita juga akan konvoi dengan rombongan pak Sultan Passer,“ujar Oskar yang siap membawa kami ke Tumbang Anoi dengan mobil jenis mini truk kabin merk Toyota Hiluxnya.
Sultan passer juga salah satu tokoh di FIND. Ia tokoh Dayak Passer,Kalimantan Timur. Minggu 21 JulI itu,Sultan datang bersama Mrs Karlina Damirie, Honorary Consulate of Monaco di Jakarta.

“Saya tertarik melihat acara di Tumbang Anoi ini.Karena saya senang memperkenalkan budaya berbagai Suku di Indonesia kepada dunia luar,khususnya Monaco, “ujar Karlina yang juga pimpinan di group perusahaan transportasi Blue Bird ini.
Sebelum bergerak ke Tumbang Anoi,kami mampir ke Gallery & Resto Tjilik Riwut di tengah kota Palangka Raya.Kami diterima dengan ramah oleh Ida Riwut, putri ke-4 Tjilik Riwut.
“Sudah 6 tahun gallery Bapak Tjilik Riwut ini kami kelola, “ujar Ida Riiwut.

Kami disuguhi minuman Baram,tuak khas Dayak Kalteng.Sayang kami tak bisa berlama-lama menikmati siang, di galeri yang memamerkan memorabilia Marsekal TNI AU kebanggaan Dayak, Tjilik Riwut ini. Pasalnya,ruangan sudah di booking tamu penting yang datang dari provibnsi tetangga, Kalimantan Barat.
“Sebentar lagi akan datang rombongan Bupati Bengkayang,Kalbar, Suryatman Gidot. Mereka mau istirahat ngopi-ngopi di galeri Tjilik Riwut ini,sebelum konvoi keTumbang Anoi juga,“ujar Oskar.

Acara di Tumbang Anoi ini memang menarik perhatian masyarakat Dayak yang datang dari seluruh pulau Borneo. Tak hanya Kalimantan Indonesia, tapi juga orang Dayak dari Sarawak Malaysia.
Bahkan, rombongan dari Kaltim, Kalsel dan Kalbar, datang ke Tumbang Anoi, dengan kendaraan roda empat, lewat jalur darat,membelah belantara Kalimantan. Walau ada juga yang lewat jalur udara, seperti rombongan Bupati Sanggau Kapuas, Kalbar, Paolus Hadi yang secara kebetulanm kami temui di kabin pesawat Lion Air yang membawa kami dari bandara Soekarno-Hatta ke Palangka Raya.

“Rombongan dari Sanggau cukup banyak, sekitar 60 orang, konvoi lewat jalur darat ke Tumbang Anoi ini,”ujar Paolus Hadi, putra Dayak Bidayuh Jangkang, Bupati Sanggau dua periode ini kepada Dayakdreams.com. << Bagian 1 : 2 : 3 : 4
