Artikel 1 | Artikel 2 | Artikel 3
Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak Ibu para tamu undangan semuanya dalam acara pelantikan saya sebagai Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN). Lembaga ini dibentuk sebagai hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional MADN pada bulan Oktober 2022 di Samarinda, Kalimantan Timur.

Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini, untuk secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden MADN yang telah mempercayakan saya untuk menjadi salah seorang Menteri dalam Kepengurusan MADN masa bakti 2022-2026 maupun sebagai Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional yang Pertama. Sebuah kepercayaan dan kehormatan yang besar tidak hanya bagi saya melainkan juga bagi perempuan Dayak di seluruh Indonesia yang berjumlah sekitar 6 juta orang. Semoga kepercayaan ini dapat saya jawab dengan penuh tanggung jawab.
Bapak Ibu Saudara Saudari yang saya hormati,
Dalam perjalanan yang masih sangat singkat membentuk Lembaga Perempuan Dayak di tingkat Provinsi di seluruh Kalimantan dan DKI Jakarta, kami menangkap gairah dan antusiasme yang luar biasa dari perempuan-perempuan Dayak di seluruh Indonesia untuk bersatu dalam sebuah wadah untuk kemajuan bersama. Bersamaan dengan itu, kami menangkap betapa besar potensi yang dimiliki perempuan-perempuan Dayak yang telah dan sedang berkiprah di berbagai lembaga di tingkat lokal, nasional maupun global, dalam berbagai bidang pengabdian bagi masyarakat, bangsa dan negara. Semua potensi ini merupakan kekuatan luar biasa yang kiranya dapat kita sinergikan dalam sebuah wadah bersama, yaitu LPDN.
Wadah bagi perempuan Dayak ini diberi julukan “Intan Borneo,” “Intan Kanuah Tapusak-Lingu yang menggambarkan perempuan Dayak dengan kecantikannya yang diakui dunia, punya kecerdasan dan kegigihan yang luar biasa. Wadah ini dimaksudkan untuk mengajak semua perempuan Dayak mengoptimalkan daya juangnya bagi bangsa dan negara, yang adil, mandiri dan sejahtera.
Wadah ini sejalan juga dengan filosofi Rumah Betang, sebuah Rumah Besar yang menyatukan kekuatan bersama keluarga Dayak untuk bahu membahu membangun kehidupan bersama untuk maju bersama dan sejahtera. LPDN kita jadikan sebagai Rumah Betang yang mensinergikan dan menyatukan seluruh potensi dan kekuatan perempuan Dayak untuk maju bergotong royong mewujudkan keadilan dan kesejahteraan dalam pengelolaan sumber daya Kalimantan atas dasar kearifan lokal Dayak dengan menjunjung tinggi adat istiadat leluhurnya yang dekat dan menyatu dengan alam. Filosofi Rumah Betang adalah modal sosial dan kultural yang telah berabad-abad menyatukan nenek moyang kita, sekaligus menyanggah kehidupan bersama Masyarakat Adat Dayak secara harmonis dan sejahtera, tanpa konflik, tanpa kekerasan, dan tanpa tekanan karena hidup dalam peradaban Dayak berarti hidup dalam damai sejahtera lahir dan batin.

Filosofi Rumah Betang sendiri sangat kaya akan makna. Pertama, Rumah Betang menjadi kekuatan pemersatu yang menjamin Masyarakat Adat Dayak selalu hidup rukun dalam ikatan Keluarga Besar yang rukun-harmonis-saling tolong menolong tak bisa diceraiberaikan oleh kekuatan apapun selain Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Rumah Betang inilah tumbuh solidaritas, rasa senasib dan sepenanggungan, berat sama dipikul ringan sama dijinjing, duduk sama rendah, berdiri sama ti
Kedua, Rumah Betang adalah jangkar adat istiadat kehidupan orang Dayak. Sejauh-jauh orang Dayak pergi mencari bekal kehidupan, dia akan kembali ke Rumah Betang. Itu menandakan, semaju dan setinggi apa pun pendidikan dan kehidupan orang Dayak, dia tetapi berpijak dan mendasarkan seluruh hidup dan pola perilakunya pada adat istiadat Dayak. Adat menjadi pedoman hidup, menjadi penuntun kehidupan dan perilaku laku orang Dayak. Perpaduan antara Adat istiadat dan kemajuan zaman membuat orang Dayak kokoh dalam sikap dan perilaku tanpa hanyut diterjang zaman. Harga diri orang Dayak menggambarkan kekuatan yang diikat oleh leluhurnya: “jika harga diri itu sudah ternodai maka sudah tidak Dayak lagi.”
Ketiga, dalam Rumah Betang, secara adat laki dan perempuan Dayak sejak dulu kala diperlakukan secara sama, “muduk sama karandah, mendeng sama kagantung” tanpa ada diskriminasi. Laki dan perempuan, suami dan istri, punya peran masing-masing yang saling menghormati dan saling mendukung demi menjamin kelangsungan hidup seisi Rumah Betang dan keluarga besarnya. Laki dan perempuan, suami dan istri, berbagi peran secara harmonis untuk menahkodai Rumah Betang mengarungi kehidupan. Ini tergambarkan dalam aktivitas ekonomi dan sosial melintasi sungai dengan perahu: suami dengan kekuatannya mendayung sementara istri menjadi juru mudi mengatur haluan dan arah yang selaras tanpa cacat cela sampai ke tujuan dengan tanpa banyak bicara. Kerja nyata dalam karya bersama yang harmonis sampai hentang tulang.
Bapak Ibu Saudara Saudari yang saya hormati
Sekali lagi, LPDN adalah wadah bagi kegiatan bersama para perempuan Dayak untuk kemajuan Masyarakat Adat Dayak. Masyarakat Dayak, khususnya perempuan Dayak, punya banyak keunggulan, punya banyak kehebatan. Tapi semuanya perlu kita satukan untuk mempunyai gema dan dampak yang lebih besar sambil tetap berkiprah pada bidangnya masing-masing.
Kami membuka diri untuk sumbang saran pemikiran dan uluran tangan untuk bekerja bersama demi kemajuan bersama. Ada banyak yang bisa kita lakukan dalam bergerak maju berkeadilan sebagai anak bangsa, untuk Dayak, untuk Negeri.
Terima kasih saya ucapkan kepada semua panitia, khususnya perwakilan Kalimantan Tengah yang kami libatkan sebagai Tempat Sekretariat Bersama. Juga kepada DAD DKI Jakarta kami ucapkan terima kasih. Kepada Pimpinan Perpustakaan Nasional yang mengizinkan kita menggunakan tempat ini, saya ucapkan terima kasih.
Terima kasih kepada IGC untuk tumpang dan fashion shownya, WIK yang selalu menginspirasi saya, suami dan anak-anak yang selalu memberikan semangat dan dorong untuk saya tetap berkiprah bagi banyak orang. Dan kepada semua tamu undangan dan hadirin yang telah berkenan hadir, sekali lagi saya ucapkan terima kasih.
Adil katalino – ba’curamin kasarugah-ba’sengat kaju bata
Arus arus arus lahap lahap lahap
Nyelong Inga Simon – Intan Kanuah Tasahak Lingu
Ketua Umum LPDN