Suka Dayak mengeramatkan burung Enggang. Paruh burung enggang yang sudah diawetkan, digunakan sebagai lambang pemimpin perang orang Dayak. Bulu ekor Enggang berwarna hitam dan putih digunakan dalam pakaian adat Kalimantan dan digunakan sebagai kostum dalam tari-tarian saat upacara adat. Para penari adat menggunakan bulu Enggang sebagai hiasan di kepala dan jari-jari tangan.
Burung yang panjangnya bisa mencapai 150 cm ini juga menjadi lambang kesetiaan dan kerukunan. Hal ini berangkat dari cara hidup burung enggang hidup berpasang-pasangan dan tidak dapat hidup tanpa pasangannya. Saat Enggang betina bertelur di lubang pohon,sarangnya ditutupi lumpur dan hanya menyisakan sedikit lubang. Selama waktu pengeraman yang berlangsung lama ini (sekitar 4 bulan), Enggang jantan akan memberi makan Enggang betina melalui lubang kecil tersebut.
Sementara Amerika Serikat memilih burung rajawali sebagai lambang, karena mereka memiliki bald eagle yang dibanggakan keperkasaannya. burung Elang Botak (baldbird) dengan sayap membuka dan terentang menjadi lambang negara Amerika Serikat. Dari perspektif elang, burung ini menggenggam himpunan 13 batang anak panah pada cakar kirinya, (melambangkan 13 koloni awal pembentuk Amerika serikat), dan sebuah ranting zaitun di cakar kanannya, keduanya melambangkan bahwa Amerika adalah negara yang cinta damai, tetapi selalu siap sedia untuk berperang. Elang ini menoleh pada ranting zaitun yang melambangkan Amerika lebih memilih jalan perdamaian.
USA dan Indonesia memilih satwa yang sama untuk pencitraan yaitu burung rajawali/garuda. Indonesia memilih burung garuda, karena satwa mitologis ini sudah diagungkan berabad-abad sebelumnya. Persamaan yang lainnya, kedua burung perkasa ini merentangkan kedua sayapnya dan kepalanya menghadap ke kanan. Kedua burung ini juga menyandang perisai di dadanya. Pada Pada paruhnya, elang botak mematuk pita yang bertuliskan motto berbahasa Latin E pluribus unum (“Dari banyak, Satu”).
Motto ini memiliki semangat dan makna yang mirip dengan semboyan kebangsaan Indonesia; Bhinneka Tunggal Ika. Kedua semboyan ini mempunyai makna yang persis sama yaitu ’dalam keberagaman menjadi satu’. Lambang garuda Pancasila diciptakan oleh Sultan Hamid II yang waktu itu adalah menteri kabinet RIS dan setelah melalui beberapa revisi akhirnya ditetapkan sebagai lambang negara pada Maret 1950.