Sungai Kapuas punye cerite, dari jaman nenek moyang kite
Di pulau Kalimantan tempatnye, di Pontianak itulah Ibu kotenye
Sungainye sunggoh panjang ade Keraton Raje, Pangkalan Senghie dan Tugu Khatulistiwe
Kalimantan pon kaye adat dan budayenye, udah terkenal sampailah ke negeri seberang
Ade agek cerite, bile kite minom aeknye
biarpon jaoh di negeri orang, rase rindu nak pulang
Jika kita datang ke Kota Pontianak, pasti akan mendengarkan lagu-lagu daerah ini diputar, karena telah menjadi lagu selamat datang bagi para pelancong di Kalimantan Barat. Sungai Kapuas sebuah lagu daerah dengan dialek melayu yang sangat popular di Kalbar diciptakan oleh seniman legendaris Kota Pontianak Almarhum Paul Frederick Putra.
Sungai yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Kalimantan Barat, dengan panjang 1.143 km merupakan sungai terpanjang yang ada di pulau Kalimantan bahkan termasuk dalam sungai terpanjang di Indonesia, dan kini menjadi salah satu ikon wisata di Kalimantan Barat.
“Namun beberapa tahun terakhir air sungai kapuas telah tercemar oleh berbagai jenis bahan kimia akibat aktivitas penambangan emas dan perak di beberapa wilayah perhuluan sungai. Walau telah tercemar peran sungai ini tetap sangat besar bagi kebutuhan hidup masyarakat di sepanjang aliran sungai,” tutur Martinus, warga yang tinggal di sekitar Sungai Kapuas Pontianak.
Sungai ini merupakan rumah bagi ratusan jenis ikan air tawar, banyak masyarakat memanfaatkan allran air untuk memelihara ikan dengan membuat keramba di sepanjang sungai, selain itu air sungai ini juga merupakan sumber air baku sebagai pasokan ke Perusahaan Daerah Air Minum sebelum diolah untuk kemudian di alirkan ke masyarakat Kota Pontianak dan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan air mandi dan mencuci.
Kini peran Sungai Kapuas sangat penting dalam menunjang perekonomian di Kalimantan Barat, selain sebagai pintu masuk berbagai barang kebutuhan yang datang dari luar pulau dan luar negeri menggunakan kapal-kapal motor bermuatan besar, ponton dan lain-lainnya, Sungai Kapuas juga digunakan sebagai sarana transportasi air yang murah untuk mengangkut berbagai jenis kebutuhan bagi masyarakat di perhuluan sungai yang tidak dapat dijangkau melalui jalan darat, karena sungai Kapuas ini menghubungkan daerah pesisir, perkotaan sampai ke pedalaman Putussibau, Kalimantan Barat.
Saat sore hari hari menjelang senja, untuk menikmati keindahan sungai dan melihat secara langsung kegiatan masyarakat di sepanjang sungai, pelancong bisa menggunakan kapal-kapal wisata yang ada di Taman Alun Kapuas jalan Rahadi Oesman Pontianak dan Café Serasan Pontianak Timur. Kapal wisata tersebut akan membawa para pelancong mengarungi keindahan Kota Pontianak dengan rute Taman Alun Kapuas – melewati Masjid Jami Sultan Syarif Abddurahman Alkadrie – Jembatan Kapuas 1 – hinggga Café Serasan, dan kembali lagi ke tempat dimana pelancong naik. Untuk dapat berlayar menggunakan kapal wisata ini, pelancong akan dikenakan biaya yang sangat murah berkisar antara Rp.10.000 sampai dengan Rp.15.000 untuk satu kali perjalanan.
“Datang dan kenali kekayaan alam dan budaya yang ada di Kalimantan Barat”