Warga Dayak Berseminar Dijaga Anjing Pelacak dan Penjinak Bom

Bagian :  >1  >2  >3

Tiga hari sebelum Presiden Jokowi mengumumkan Provinsi Kalimantan Timur sebagai tempat Ibu Kota RI yang baru, hampir seribu orang warga Kalimantan berkumpul di Balai Komando di kompleks militer Cijantung. Pasukan Cakra dari Kopassus menyiapkan 6 personel untuk bersiaga di sana. Bahkan disiagakan pula 6 anjing pelacak, 4 personel penjinak bom. Komplit 30 personel, bersiaga di Balai Komando, Jumat 23 Agustus 2019.


Video dari Balai Komando, Jakarta Timur

Hari itu, warga Kalimantan yang tergabung dalam FIDN (Forum Intelektual Dayak Nasional) sedang menyelenggarakan Seminar dan Rakernas 1 dengan tema Peran Intelektual Dayak dalam Pembagunan Nasional. Pesertanya, antara lain para Tokoh Dayak yang mewakili 5 provinsi di Kalimantan, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel dan Kaltara. Selain mereka, tutur hadir  para mahasiswa Dayak di Jakarta, asli Dayak maupun keturunan, yang datang dengan 5 bus dari Tangerang, Banten.

Tak ketinggalan, beberapa media cetak, Online dan televisi ikut meliput acara ini. Bahkan Kompas TV, menayangkan Live Streaming Jumat siang itu, dengan mewawancarai salah satu peserta Seminar, Ampera Mebas, Bupati Barito Utara , Kalteng. Juga mewawancarai Rektor Universitas Palangkaraya DR Andrie Elia  Embang, yang sekaligus menjadi Ketua Panitia Seminar.  Sementara Metro TV dan Berita Satu TV turut menayangkan liputan seminar dengan mewawancarai  salah satu pembicara seminar, Yakobus Kumis Ketua MADN (Majelis Adat Dayak Nasional).”

“Seminar ini merupakan bagian dari agenda organisasi FIDN, Rakernas  1 yang selanjutnya akan menjadi agenda rutin organisasi setiap tahun. Adapun yang hadir dalam kegiatan ini adalah para pengurus pusat, daerah, cabang, anggota dan simpatisan  FIDN, serta para nndangan yang terdiri dari para mahasiswa, akademi, kepala daerah, ASN  dan lainnya,”ujar DR Yovienus, Ketua Umum FIDN.

Lahirnya FIDN ini berawal dari banyak usulan dan masukan, agar kader-kader intelektual Dayak yang tersebar di seluruh Indonesia, dapat diakomodir dalam posisi-posisi strategis dalam struktur pemeritahan pusat, seperti penyusunan kabinet dan sebagainya.

“Maka dalam momentum seminar nasional dan rakernas ini, para intelektual Dayak dapat bertemu, dan berdiskusi tentang bagaimana strategi agar kualitas SDM masyarakat Dayak, dapat ditingkatkan dan mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Sehingga ketika diberikan amanat untuk bekerja bagi negara, dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan memiliki skill serta integritas yang baik,”papar DR Andri Elia Embang, Rektor Universitas Palangkaraya, sekaligus Ketua DPD FIDN Kalteng dan Ketua Harian Dewa Adat Dayak Kalteng.

Seminar kali ini secara khusus menyorot dan membahas tentang wacana pemindahan ibu kota negara (IKN), dari Jakarta ke salah satu lokasi di Pulau Kalimantan, dalam setiap diskusi yang digelar. Tema ini  diambil, berdasarkan keprihatinan dan masukan-masukan dari para tokoh masyarakat Dayak, tentang minimnya kiprah kader-kader intelektual Dayak yang terlibat dalam posisi-posisi yang dapat menjadikan masyarakat Dayak merasa menjadi bagian dari penyelenggaraan negara.

“Karena sejauh ini, nihil kader-kader masyarakat Dayak  yang dilirik oleh penyelenggara untuk berkiprah dan mengabdi pada negara di level nasional,”tegas Yovienus, tokoh muda Dayak asal Sekadau dan Batangtarang, Sanggau, Kalbar ini.

Maka, Seminar dan Rakernar 1 FIDN pun dimulai dengan dikumandangkannya Mars FIDN, karya kreatif Sekjen FIDN, Hosanna Theresia.

Forum Intelektual Dayak Nasional
Wadah Kita Bersamaa
Berkarya Membangun Indonesia
Bersatu dalam Perdamaian

Forum Intelektual Dayak Nasional
Tubuh Kembangkan Moral Etika
Berbudi Pekerti Ahlak yang Mulia
Tuju Kebangkitan Generasi Emas

Walau Ada Perbedaan, Tapi Kita Tetap Satu
Satu Adat Budaya, Satu Darah Dayak
Jadilah Bangsa Dayak yang Hebat
Cerdas Bersama FIND <<


video selamat tinggal

Bagian :  >1  >2  >3

Leave a Reply

Your email address will not be published.