Amji Atak Series: Episode 3
Hari Pahlawan sudah menjelang. Suku bangsa Dayak pun ikut mencatatkan nama pahlawan yang dikagumi perjuangannya. Salah satu pahlawan Dayak yang jarang disebut namanya, Amji Attak, yang diabadikan menjadi nama Ksatrian Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Amji Attak, anggota Resimen Pelopor yang gugur dalam Operasi Dwikora di Semenanjung Malaya pada tahun 1965. Amji juga ikut dalam Operasi Trikora, pembebasan Irian Jaya pada 1962. Meskipun namanya tidak termasuk di antara 60 anggota Menpor, Brimob, dan sukarelawan yang mendapat Bintang Sakti dari Presiden Soekarno, untuk perjuangan mereka dalam operasi Trikora.
See all: Amji Atak Episodes
Adalah Komisaris Besar Polisi (Purn) Harjanto, Ranger Angkatan I tahun 1959 yang mengungkap kebersamaannya dengan Amji, dalam perjuangan pada Operasi Trikora dan Dwikora.

“Saya ditempatkan sebagai Bintara di Kompi 5994 Ranger Mobil Brigade. Kalau Amji, Ranger Angkatan ke-2. Maka kompinya bernama Kompi 5995. Saya dan Amji bersama anggota pelopor lainnya, menjalankan latihan bersama di Pantai Anyer, Jawa Barat, tahun 1962, untuk mengikuti Operasi Trikora,” ujar Harjanto, saat ditemui di sebuah restoran di dekat Mako Brimob Amji Attak Kelapa Dua, Depok.
Pada usianya yang sudah senja, Pak Kolonel, demikian ia biasa disapa, masih gagah dan bersemangat berbagi cerita tentang pengalamannya sebagai Ranger, juga tentang Amji Attak.

“Nama Amji Attak tak tertera dalam pasukan Trikora, karena ia dan beberapa anggota, walau sempat ikut dalam infiltrasi di perairan Irian, tapi tidak ikut mendarat di Irian, dan pulang lebih dulu,”tutur Paak Kolonel.
Harjanto salah satu penerima Bintang Sakti atas jasanya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di Rumbati, Fak Fak, Papua dalam Operasi Trikora itu.
Dalam buku berjudul Berkibarnya Sang Merah Putih di Rumbati Irian Jaya, yang dikeluarkan oleh Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Dinas Sejarah Polri, Jakarta 1981 diungkap, meski telah setahun pengakuan kedaulatan pihak Belanda terhadap Indonesia, namun Irian Barat masih tetap dikuasai oleh Belanda.
Pemerintah RI merasa kuatir, melihat Belanda berusaha melegalisasi Rencana Undang Undang Dewan Papua, lengkap dengan bendera dan lagu kebangsaannya. Langkah ini disinyalir akan menjurus pada pembentukan negara Papua, yang bertentangan dengan Piagam Kedaulatan RI.

Pemerintah kemudian membentuk Dewan Pertahanan Nasional (Depertan), yang menghasilkan Tri Komando Rakyat, dan dikumandangkan Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961, berbunyi:
- Gagalkan Pembentukan Negara Boneka Papua buatan kolonial Belanda.
- Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia.
- Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Selanjutnya pada 2 Januari 1962, keluar Keputusan Presiden selaku Panglima Tertinggi/Panglima Besar Pembebasan Irian Barat membentuk Komando Mandala. Pada 11 Januari 1962, ditetapkan Mayor Jenderal Soeharto sebagai Panglima Mandala dibantu wakil yaitu Kolonel (P) Subono dan Kolonel (U) Penerbang Leo Watimenna, keduanya langsung naik pangkat menjadi Komodor.

Perwira Polisi juga ditempatkan dalam tubuh Komando Mandala. Selain itu juga membentuk kesatuan-kesatuan tempur untuk tugas merebut kembali Irian Barat, bersama Angkatan Bersenjata lainnya.
Pada 18 Februari 1962, di Asrama Korps Brigade Mobil Detasemen Pelopor Kelapa Dua, diresmikan pembentukan Resimen Team Pertempuran (RTP)1 Korp Brigade Mobil. Pada Resimen ini dilengkapi dengan kapal-kapal milik Korps Polisi Perairan dan Udara, terdiri dari 4 buah kapal patroli cepat, dan 8 buah motor tipe Seaskiff.

Juga dilengkapi persenjataan RTP 1 terdiri dari pakaian hijau dan loreng, ransel, ponco, plenyelzaak, net muka, kelambu, tenda, kitchen hit, revolver, Lee Enfield, Carl Gustaf, mortir berbagai ukuran, Light Mechine Gun, Bren Gun, Hand Grenade, Phiro Tehnik, Thompson dan kendaraan organik segala cuaca.

Setelah dilakukan seleksi, sebelum berangkat ke garis depan, anggota diberi berbagai latihan untuk memperkuat fisik dan mental.Latihan yang dilakukan adalah :
- Latihan perorangan, fisik dan metal
- Latihan mengarungi sungai deras, mengarungi rawa-rawa, pantai, bivaking, escape dan survival. Latihan ini sebagian dilakukan pada malam hari.
- Latihan pendaratan di Pulau Sang Hyang di Selat Sunda, dengan menggunakan perahu karet di waktu malam.
“Berbagai latihan inilah yang pernah dijalankan Amji Attak bersama anggota Resimen Pelopor yang ditugaskan dalam Operasi Trikora, maupun Dwikora,” ungkap Kolonel Harjanto.

Beberapa atasan Amji Attak seperti Kombes Harjanto, Brigadir Jenderal Soetrisno Ilham , AKBP R Soenarjo, AKBP Soerito, dan rekan seperjuangannya AKBP Rubino, berbagi pengalamannya bersama kepada Dayakdreams.com. Berbagai kisah, baik saat bersama-sama Amji Attak menempuh pendidikan Ranger di Watukosek Jawa Timur, hingga dalam berbagai perang pasca kemerdekaan, seperti Trikora dan Dwikora. Juga kisah-kisah nostalgia dengan keluarga dan sahabat Amji Attak di Kalimantan Barat.<<
See all: Amji Atak Episodes