Amji Atak Series: Episode 8
See all: Amji Atak Episodes
Anggota Menpor sudah 3 bulan ditahan di pulau Wundi, Irian Barat. Hingga pada 15 Agustus 1962, dicapai persetujuan antara Repubik Indonesia dan Kerajaan Belanda mengenai Irian Barat. Menyusul pada September 1962 mendapat pengesahan dari Sidang Majelis Umum PBB. Maka Pasukan Belanda mulai ditarik mundur dari Fak-fak. Kemudian dibentuk UNTEA (United Nation Temporary Executive Authority), sebagai badan pemerintahan sementara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Irian Barats.

Sementara di dalam ruang tahanan, tepat pukul 12 malam menjelang hari kemerdekaan 17 Agustus 1962, semua tahanan bersorak-sorai. Ada yang bernyanyi, memukul barang apa saja yang menimbulkan suara bising dan gemuruh. Terdengar teriakan-teriakan,”Kita damai, kita aman, kita berkawan!”
Separuh malam nyaris dihabiskan dengan perbincangan, telah terjadi Cease Fire (gencatan senjata) antara Indonesia dan Belanda.

Pagi harinya, komandan kamp mengumpulkan tawanan dan menyatakan tak ada lagi permusuhan antara Belanda dan Indonesia. Para tahanan akan dikembalikan ke Jakarta. Seminggu kemudian, secara berangsur-angsur ex tawanan mulai diangkut dengan pesawat ke bandar udara Kemayoran Jakarta. Mereka kemudian dibawa ke Rumah Sakit untuk dikarantina dan menjalankan pemulihan kesehatan.
Seminggu kemudian, dilakukan upacara penyerahan ex tawanan dari pengawas ex tawanan kepada Dan Yon 1232 Menpor di halaman Rumah Sakit, dihadiri Dan Korps Brimob dan jajarannya.

Sementara itu, seperti dikutip dari buku Resimen Pelopor : Pasukan Elit yang Terlupakan karya Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, rombongan Detasemen Pelopor terakhir yang berada di Pulau Gorom, sedianya akan diberangkatkan ke medan pertempuran pada 18 Agustus 1962. Namun rencana itu urung karena pada 15 Agustus telah dicapai gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda.Termasuk Amji Attak yang ikut Trikora dengan Kompi B yang dipimpin Anton Soedjarwo.
“Jadi saya yang tergabung di Kompi A, berhasil mendarat di Irian Barat. Amji Attak yang ikut Trikora dengan Kompi B, yang dipimpin Anton Soejarwo ini gagal mendarat di Irian Barat,”ungkap Kolonel Harjanto.

Ada sekitar 14 orang anggota pelopor dan Brimob bagian kesehatan yang masih tertinggal, dipimpin oleh Dantim Agen Polisi Tk I Wagiyo. Saat masa penantian itu, pasukan di pulau Gorom ini terus berlatih sepanjang hari-hari. Tatkala mengetahui batal diberangkatkan, sungguh mereka merasakan penyesalan luar biasa, karena tidak mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam kontak senjata dengan Belanda. Alhasil, seluruh perlengkapan dan amunisi yang mereka bawa tetap utuh karena tak sempat digunakan. Termasuk Amji Attak yang berhasil menyelamatkan diri dan kembali ke pulau Gorom, dibantu pasukan penduduk asli Irian, seperti diceritakan Anton Soedjarwo pada rekan-rekan Amji Attak di Pontianak, pada tahun 1974.
Pada September 1962, pasukan Pelopor yang ada di Pulau Gorom ini dijemput dengan kapal perang. Mereka dibawa ke Ambon, lanjut ke Makassar, kemudian dibawa ke Tansjung Priok, untuk kembali ke markas Kelapa Dua Depok.

Berikut nama 20 orang dari Detasemen Pelopor dan Brimob, serta sukarelawan yang pernah ditawan Belanda di Pulau Wundi, Irian Barat itu dan dibebaskan tepat di ulang tahun ke 17 Indonesia merdeka dari penjajahan:
- Ajun Inspektur II Sumarno (pensiun dengan pangkat Komisaris Polisi) dari Detasemen Pelopor
- Ajun Inspektur II Djoko Sugiyono dari Detasemen Pelopor
- Ajun Brigadir Soeharto dari Detasemen Pelopor
- Ajun Brigadir Kosi Sarkomi dari Detasemen Pelopor
- Ajun Brigadir MK Tempilang dari Detasemen Pelopor
- Ajun Brigadir Jhanes Mara dari Detasemen Pelopor
- Ajun Brigadir Josep Raga Tellu dari Detasemen Pelopor
- Ajun Brigadir A Kalakik dari Detasemen Pelopor
- Ajun Brigadir Ramelan dari Detasemen Pelopor
- Ajun Brigadir Sene dari Detaseen Pelopor
- Ajun Brigadir Ketut Pudja dari Detasemen Pelopor
- Abrp sukarana
- Agen Polisi Tk 1 Frans Tingogoy dari Detasemen Pelopor
- Brigadir Polisi Kliman sebagai petugas PHB (komunikasi) dari Brimob Kompi 5120
- Ajun Brigadir J Mare sebagai petugas PHB(komunikasi) dari Brimob Kompi 5120
- Agen Polisi Tk 1 Soerjanto sebagai petugas PHB (komunikasi) dari Brimob Kompi 5120
- Agen polisi 1 Slamet Hendrik
- Ajun Brigadir Polisi D Supit sebagai petugas kesehatan
- Ibrahim-sukarelawan, bertugas mengemudi perahu sekaligus pemandu
- Karim Rumidow, sukarelawan dan pemandu