Prajurit-prajurit Berwajah Cina Itu

Salah satu isu yang santer beredar saat kerusuhan 22 Mei lalu adalah beredarnya hoax ‘anggota Brimob dari China’. Tiga anggota Brimob dari Sumatera Utara buka suara di Mabes Polri, tetang tuduhan terhadap mereka,notabene karena mereka bermata sipit.

dilanjutkan dari : Polisi Muda dan Sang Jenderal Dayak 

Dan tak hanya dari Sumatera utara yang bermata sipit seperti orang Cina. Adalah polisi-polisi muda dari Kalimantan, terutama yang mengaliri darah Dayak, banyak yang bermata sipit. Lihat saja personel dari Polres Sanggau yang bertugas mengamankan penetapan hasil pemilu, mulai 22 Mei hhingga 30 Juni 2019 di Jakarta.

Asep Hidayat contohnya

Asep Hidayat contohnya. Walau namanya “Sunda banget”, karena ayahnya Alm. Dodo Hidayat, pensiun polisi, berasal dari tannah Sunda, Jawa Barat. Sementara ibunya, perempuan Dayak asli, subsuku Bidayuh Golik, dari kampung Kubing, Beduai, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Atau Bripda Yodokus Deo, asal Desa Menyabo,kec.Tayan Hulu, kab.Sanggau.

Bahkan rekan-rekannya yang lain pun bermata rada sipit, seperti  Bripda Nanang Dwi Rachmadi, asal Sosok. Bripda Agus Irawan, asal kec.Sambas,Kab.Sambas,Bripda Hendra asal Pontianak- Jungkat – Sambas, Bripda Ricco Setya Prambudhi, kec Kapuas,kab Sanggau, Bripda Reza Gardi,asal Balai Karangan, Kec. Sekayam dan Bripda Oky Chairudin, asal Sungai Kosak, Kec. Kapuas, Kab Sanggau.

“Memang suasananya agak beda di sini, warga terkesan lebih berani pada polisi. Beda  dengan di daerah, khususnya yang kami hadapi di kabupaten Sanggau, polisi lebih dihargai. Bahasanya di sana itu kopi tidak akan lari, tetap ada suguhan kopidari warga, atau durian saat musim buah. Beda di sini, batu dan kayu yang bergerak menyambut kedatangan kami,” tutur Bripda oky, berbagi pengalaman bersama prajurit-prajurit lainnya mengamankan Jakarta. <<

Baca dua bagian tambahan untuk cerita ini:
Polisi Muda dan Sang Jenderal Dayak
Sepekan Baru Bisa Ganti Pakaian Dalam

Leave a Reply

Your email address will not be published.