Oleh : Yesaya Nugraha
Pagi hari yang cerah, hawa sejuk dan udara segar, sayup-sayup dikejauhan terdengar suara kicauan burung-burung seakan menyambut dengan hangat kedatangan rombongan kami di Kota Batu, Malang – Jawa Timur
Aku segera turun dari bus dan bergegas menuju kamar mandi yang tersedia di lokasi Jatim Park 2 untuk membersihkan badan, kemudian bergabung dengan teman-teman yang lain dan para guru pembimbing untuk melakukan kegiatan renungan di pagi hari.
Renungan merupakan kegiatan rutin yaitu berdoa dan introspeksi diri yang wajib dilakukan para siswa SMP Kristen Satya Wacana pada saat akan memulai dan mengakhiri pelajaran di sekolah maupun saat studi di lapangan. Setelah kegiatan renungan pagi selesai, kamipun makan pagi bersama-sama, untuk kemudian bersiap-siap dengan kegiatan studi wisata.
Taman Bunga Selecta merupakan salah satu obyek wisata favorit yang sudah ada jauh sebelum munculnya tempat rekreasi seperti Jatim Park dan tempat wisata terkenal lainnya. Meski sudah cukup berumur tapi tempat ini masih cukup baik untuk dijadikan salah satu pilihan perjalanan wisata di Kota Batu Malang. Di lokasi ini banyak dijumpai berbagai macam tumbuhan, diantaranya tanaman buah, tanaman pangan dan hortikultura.
Dalam studi lapangan ini kami diberi tugas untuk membuat data pengamatan tentang nama latin dari masing-masing tumbuhan yang mendominasi, mengelompokkan jenis tumbuhan dalam kelompok monokotil atau dikotil, membuat keterangan tentang kegunaan dari masing-masing tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari.
“Siswa juga diwajibkan untuk membuat ciri-ciri morfologi dari setiap jenis tumbuhan, yang meliputi struktur akar, batang, daun, bunga, buah, alat reproduksi, habitat, dan manfaatnya,” ujar Eko Budi Wahyono, S.Pd, Ketua Panitia Studi Lapangan.
Selain studi wisata di taman selecta, kami juga mengunjungi museum satwa yang ada dilokasi Jatim Park 2 ini. Museum satwa ini memang dikhususkan untuk berwisata alam dan edukasi yang berisikan fosil dari hewan-hewan yang sudah punah dan yang masih ada hingga saat ini.
Saat memasuki pintu depan museum, kami disambut oleh bangunan berwarna putih dengan pilar-pilar tinggi dan dua patung gajah yang seakan menjaganya. Ketika masuk ke bagian dalam museum, kami disambut oleh kerangka tulang belulang atau fosil dari beberapa macam dinosaurus yang berdiri tegak diruang utama. Selain fosil, kami juga melihat-lihat beberapa satwa yang sudah diawetkan.
“Dimuseum satwa, siswa studi lapangan diberi tugas untuk menjelaskan tentang konservasi satwa yang bersifat In situ atau Ex situ, menyebutkan jenis pengelompokan satwa berdasarkan zonasi nya, dan menjelaskan manfaat dari museum bagi para siswa,” tambah Eko Budi Wahyono.
Tak terasa hari sudah menjelang sore, aku dan rombonganpun beranjak membersihkan diri dan bersiap-siap meninggalkan Kota Batu, Malang untuk melanjutkan perjalanan studi lapangan ke Denpasar – Bali. (Bersambung…)