Wisata Rohani di Gua Maria Kerep Ambarawa

Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) atau yang dikenal dengan nama Gua Kerep bukanlah nama yang asing lagi di telinga umat Katolik Keuskupan Agung Semarang, bahkan sejak beberapa tahun terakhir Gua Kerep juga mulai dikenal oleh umat dari berbagai keuskupan di Indonesia.

Didirikan tahun 1954 dengan sejarah yang sangat sederhana dan juga tidak berdasarkan suatu penampakan, meski demikian gua ini tidak dapat dikatakan terjadi secara kebetulan, semuanya  terjadi pasti karena kehendak Tuhan yang sudah mempunyai rencana bagi umat manusia di Ambarawa  khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya.

Sejarah singkatnya, kelahiran GMKA tak bisa lepas dari seorang berkewarganegaraan Belanda yang bertugas sebagai pengelola perkebunan di sekitar Ambarawa yang telah mempersembahkan tanah dan rumahnya kepada Gereja. Oleh Gereja tanah dan rumah ini diberikan kepada Kongregasi Bruder Para Rasul atau Bruder Apostolik.

Kongregasi ini didirikan oleh Mgr Albertus Soegijapranata dan beranggotakan orang-orang pribumi serta berstatus sebagai kongregasi keuskupan. Sayang kongregasi ini tidak dapat bertahan lama karena tidak ada lagi peminatnya hingga akhirnya dibubarkan. Ditanah biara inilah Gua Maria Kerep Ambarawa didirikan.

Lokasinya yang cukup strategis berada di Jalan Tentara Pelajar, Kerep, Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten semarang, menjadikan GMKA tempat pilihan umat untuk bersama Bunda Maria berdoa kepada Bapa agar semakin mengenal, mencintai dan mengikuti ajaran-ajaran Yesus Kristus.

Begitu juga dengan penulis, hanya berjarak sekitar 30 km dari Kota Salatiga tempat kami tinggal, GMKA ini merupakan tempat yang sering dikunjungi di akhir pekan. Sepulang dari perayaan misa ekaristi di Gereja, jika bertanya ke putri bungsuku setelah ini mau kemana, pasti ia menjawab ke tempat Tuhan Yesus di salib (putriku menyebut Gua Maria Kerep Ambarawa dengan sebutan tempat Tuhan Yesus di salib).

Hawa sejuk, gemericik air diparit, dan  kehadiran Patung Maria Assumpta setinggi 30 an meter seakan menyambut kedatangan setiap peziarah. GMKA yang berdiri di atas lahan seluas 5,5 hektar ini juga memiliki ruang doa, 14 perhentian Jalan Salib, kapel, dan beberapa fasilitas lain seperti aula, toko devosional, kantin, lahan parkir, serta taman yang asri.

“GMKA tidak pernah sepi dari para peziarah, hampir setiap saat dari pagi hingga malam selalu saja didatangi peziarah sekalipun di luar Bulan Maria yang jatuh pada bulan Mei dan Oktober. Berbagai doa dan harapan dipanjatkan peziarah ditempat ini, selain itu tidak sedikit pula yang sekedar mengucap syukur atas terkabulnya permohonan, ada pula yang datang hanya sekedar untuk mencari ketenangan batin,” tutur Sugondo, peziarah asal Salatiga yang rutin mengunjungi GMKA ini.

Setelah lebih dari setengah abad berdiri, Gua Maria Kerep Ambarawa kini tidak hanya dikunjungi oleh umat Katolik, pemeluk agama dan kepercayaan lainpun turut mencari ketenangan dan kedamaian hati disini. Kebanyakan dari mereka akhirnya mengakui bahwa ada keheningan dan kedamaian tersendiri di komplek Gua Maria ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.