Begini Jika Orang Sanggau Perantau Kumpul Bareng (1)

Bagian 1Bagian 2 •

Kaum perantau asal Sanggau, Kalimantan Barat, mengadakan reuni yang ke-8 di Restora Fortune Star, Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu 24/2. Di antara gelak tawa, riang gembira acara kumpul bareng yang sekaligus menjadi pamungkas Hari Raya Imlek tahun 2019 itu, Sanggau perantau mewujudkan bukti jika mereka tetap menghormati orang tua.

Paguyuban Perantau Asal Sanggau yang sudah berusia 23 tahun, beranggotakan sekitar 500 kepala keluarga, dominan dari suku Tioghoa yang berdomisili di Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang, bahkan juga di Australia. Reuni ke-8 ini, bertemakan Bersama Kita Pasti Bisa. Terdengar seperti jargon kampanye partai politik. Tapi tak ada simbol partai di sana. Meski busana merah menyala menjadi seragam panitia. Pria dengan kemeja merah lengan panjang dipadu celana panjang hitam. Sementara panitia wanita berbalut Cheongsam merah meriah.

Dalam Budaya Tionghoa warna merah bermakna kebahagiaan, merupakan unsur dari “yang”, warna panas, warna matahari, api yang diharapkan dapat menghadirkan suasana kebahagiaan. Simbol pengharapan di tahun baru, dimana segala kesedihan dan kegelapan akan sirna, berganti dengan kebahagiaan. Selain itu warna merah juga menjadi simbol dari kebaikan, kebenaran dan ketulusan hati.

Berpadunya Tionghoa, Dayak, Melayu

Kebaikan dan ketulusan hati. Nuansa itulah yang menyeruak ketika menghadiri Reuni Sanggau Perantau. Meja-meja makan dikelilingi bangku-bangku berwarna merah memenuhi auditorium yang cukup luas. Beberapa meja bertuliskan untuk peejabat. Namun yang paling banyak, bertuluskan Untuk Orang tua. Bahkan hanya satu meja untuk panitia.

Sudah dekat tengah hari, acara yang dipandu Pietrus Susilo dan Andes Yek Fei, sebagai Master of ceremony dimulai. Panitia dan Dewan Pembina PPAS masuk dalam ruangan, diiringi tarian Dayak. Nuansa Dayak dan Tionghoa, memang tampak berbaur dalam acara ini. Dua suku yang mendiami Sanggau, bersama suku Melayu, serta pendatang lainnya.

Dalam sambutannya, Ketua Umum PPAS, Teddy Tjeng Sheng Tek menegaskan, acara reuni ini jangan dipersepsikan sekadar hura-hura atau berfoya-foya.

“Hakekat dari reuni ini adalah demi menjalin tali silaturahmi kita semua, agar kompak dan mempererat persaudaran di antara kita semua,” kata Teddy.

Bukti kekompakan dan jalinan erat persaudaaraan itu, selama ini sudah diujudkan PPAS, dimana anggotanya bersatu-padu melakukan kegiatan sosial dan aksi peduli yang meliputi bantuan pengobatan, bencana alam, kematian dan bantuan sosial lainnya.

“Selaras denga tema reuni kita kali ini, saya menyampaikan bahwa masih banyak harapan dan keinginan dari PPAS ke depan yang perlu diwujudkan. Dan itu saya yakini bisa terjadi dan terlaksana, jika kita semua bisa bersama saling bahu membahu mewujudkannya,”tegas Ketua Umum PPAS yang memiliki sekretarian di kawasan Pademangan, Jakarta Utara.

Bagian 1Bagian 2

Leave a Reply

Your email address will not be published.