“Kita bisa jika mau berusaha, kita akan menang jika mau bersama berjuang”
Saat negara kita dahulu ingin merdeka, penjajah selalu menghalangi dengan berbagai cara termasuk dianggap belum mampu, sumber daya manusia nya belum siap dan lain-lain. Semoga dengan semangat Sumpah Pemuda 20 Oktober 1928 menjadi inspirasi bagi insan CDOB KSR bahwa kita mampu kalau bersatu.
Kita harus tetap ingat bahwa NKRI dapat terwujud karena perjuangan bersama para pahlawan kusuma bangsa yang terdiri dari berbagai suku dan etnis yang berikrar bersatu pada Sumpah Pemuda 1928. Kita ingat para pahlawan yang berjuang bergandengan tangan merapatkan barisan walau berbeda agama seperti Ir. Sukarno, M. Hatta, Buya Hamka, Moh. Yamin. MH. Thamrin dan lain-lain dan organisasi besar seperti NU dan Muhammadyah, Comodor Yos Sudarso, Slamet Riyadi, Uskup Agung Mgr. Sugiyapranata, WR Supratman, Wolter Monginsidi, Christina M. Tiahahu, dan pejuang yang lain berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan NKRI.
Kita harus waspada pada kelompok yang pada masa lalu tidak pernah terdengar ikut berjuang, dan pada saat ini seperti pahlawan kesiangan ingin merusak keragaman budaya dan agama yang jadi kekayaan bangsa dan ingin mengkotak-kotakkan dan memecah belah persatuan Indonesia tercinta ini, dan berupaya mengganti Pancasila dan demokrasi dengan sistem yang berbeda dengan yang jadi konsensus para pendiri bangsa dalam pembentukan NKRI.
Masyarakat perbatasan diharapkan tidak patah semangat dengan kebijakan pemerintah pusat yang mengeluarkan moratorium. Hanya kitab suci yang tidak bisa diubah dan berubah. Politik itu cair dan dinamis, batu saja jika ditetesi air terus menerus akhirnya akan berlubang, demikian juga dengan perjuangan untuk mewujudkan DOB. Terus perjuangkan sampai berhasil, biasanya keputusan politik diambil bukan atas apa yang diucapkan secara formil didepan umum, tetapi kadang diputuskan setelah melalui pembicaraan informal. Ingat pertemuan terakhir dengan Bp Arif Wibowo, Ketua Badan Legislatif dan Anggota Komisi II DPR RI yang menginformasikan bahwa ada peluang pemerintah mengambil kebijakan top down untuk memekarkan daerah-daerah yang masuk Kawasan Strategis Negara (KSN) setelah ditandatanganinya RPP menjadi PP Desertada.
“Pemerintah senantiasa beranggapan bahwa pemekaran akan memberatkan keuangan negara, memangnya itu uang nenek moyang mereka, jadi mau dinikmati sendiri dipusat, pemekaran adalah cara nyata untuk mewujudkan pemerataan pembangunan bagi seluruh daerah di RI. Enak saja pemerintah pusat, uang dari daerah mau dgunakan sendiri dipusat. Penjajah dahulukan selalu menghambat kita untuk merdeka, begitu juga dengan sekarang, daerah mau pemekaran sementara pemerintah pusat selalu menghambat. Mengambil inspirasi dari pejuang kemerdekaan yang berjuang terus hingga akhirnya RI bisa merdeka, demikian juga semangat pejuang DOB KSR, yakinlah Tuhan akan membantu sesuatu perjuangan yang ditujukan untuk kebaikan masyarakatnya,” ujar Christo S. Lomon, Ketua Presidium Pembentukan Kabupaten Sekayam Raya.
Hasil komunikasi dengan Dirjen Otonomi Daerah Sony Soemarsono, yang menyatakan road maf pemerintah akan segera memekarkan 101 DOB karena sudah dianggap layak dan memenuhi syarat dan ada +-20 DOB yang akan dimekarkan terlebih dahulu. Semua DOB berlomba ingin masuk dalam kelompok 20 besar.
“Menyikapi hal tersebut maka perlu kiranya PPKSR beserta jajarannya mengambil langkah strategis untuk mengamankan posisi di 20 besar tersebut. Untuk itu diminta kepada para koordinator wilayah PPKSR kecamatan (Sekayam, Entikong, Beduai, Kembayan, Noyan) untuk mulai konsolidasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh adat di kecamatannya masing-masing, serta mengirimkan utusan dalam pertemuan PPKSR yang direncanakan dalam waktu dekat ini,” sambung Christo S. Lomon kepada Dayakdreams.com